Senin, 29 November 2010

Trawl ( Pukat Harimau)

Kata Trawl berasal dari bahasa Perancis yaitu Troler dan Trailing dalam bahasa Inggris dimana mempunyai kesamaan arti yaitu TARIK atau KELILING SAMBILMENARIK .
Alat penangkapan ini di Jawa Barat lebih sering disebut pukat harimau karena rakusnya menangkap semua jenis dan ukuran ikan sehingga berdampak negatip pada kelestarian alam sehingga pemerintah mengeluarkan Kepres. No.39 Tahun 1980 yang berisi larangan pengoperasian pukat harimau di Indonesia dan hanya diizinkan dioperasikan untuk kapal-kapal peneliti.

Dengan berbagai perubahan komponen ada beberapa Trawl yang diizinkan beroperasi di Indonesia seperti kita temukan di laut Arafura yang digunakan untuk menangkap udang dan dikenal dengan nama pukat udang.

Asal Trawl ini tidak diketahui dengan pasti namun alat ini sudah lama dioperasikan di Eropa dan banyak digunakan di daerah pantai dan tepas pantai (Gambar 4.4).



Bentuk Trawl terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi apalagi setelah jenis mesin untuk penangkapan makin maju. Dari Eropa berkembang ke negara Jerman, Pada gambar 4.5, dapat dilihat perkembangan bentuk trawl dari tahun ke tahun.


sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008

TRAP (PERANGKAP)

Trap atau perangkap merupakan alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap di dalam air dengan jangka waktu tertentu untuk mempermudah masuknya ikan dan mempersulit keluarnya. Biasanya Trap atau perangkap ini dibuat dari bahan-bahan alami seperti; bambu, kayu atau juga bahan buatan lainnya seperti jaring.


Untuk pengoperasian beberapa jenis alat tangkap yang termasuk ke dalam jenis Trap, ada yang dioperasikan dipermukaan air yang biasa digunakan untuk menangkap ikan terbang, namun kebanyakan dioperasikan di dalam dasar perairan yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal.



Jenis - jenis Trap


Beberapa jenis Trap yang banyak digunakan dalam penangkap ikan diantaranya :


Bubu DasarBubu dasar dapat terbuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rattan netting) dan anyaman kawat (wire netting) dengan derican berbagai macam bentuk (Gambar 4.9). Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan.




Bubu Hanyut


Bubu hanyut pada prinsipnya hampir sama dengan bubu dasar, namun dikhususkan untuk menangkap ikan terbang (flaying fish) serta pada bagian luar bubu dipasangkan untaian daun ketapa. Pantai Barat Sulawesi Setatan, bubu hanyut digunakan juga untuk mengumpulkan tetur dari ikan terbang. Dalam bahasa lokat disebut "patorani" dimana atat ini clioperasikannya pada saat musim timur, yaitu musim pemijahan dari ikan terbang di Laut Flores, sehingga bubu hanyut ini dalam pengoperasiannya hanya digunakan pada saat musim-musim tertentu Baja.



seroSero (guilding barrier) merupakan saLah satu atat penangkapan
ikan yang dipasang secara tetap di dalam air, biasanya terdiri dari susunan pagan-pagan yang berfungsi menuntun ikan agar masuk ke daLam perangkap. Terbuat dari kayu, atau bambu.



Jermat
Jermat adatah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen menantang/ berlawanlan dengan arus (biasanya arus pasang surut) digunakan untuk
memanfaatkan ikan-ikan yang mengikuti arus. Jermat merupakan atat penangkap ikan yang sangat sederhana, dimana pemasangannya ditempatkan pada daerah-daerah berarus yang banyak terdapat ikannya.



Set Net
Set Net hampir sama dengan Sero dilihat dari segi prinsip penangkapannya. namun Set Net lebih modern dibandingkan dengan Sero dan daerah penangkapannya pun tidak hanya di daerah pinggir pantai bahkan dapat lebih jauh dari pinggir pantai. Jaringnya merupakan suatu bangunan yang diletakan di dalam air . Alat tangkap jenis ini sangat berkembang baik di Jepang.
Set Net digunakan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang senang bermigrasi ke daerah pantai dimana jalan yang dilalui ikan tersebut dihadang oleh lead net, akibatnya ikan akan menuju jaring.
Set Net dapat dibedakan dari ukurannya, Set Net yang berukuran sedang disebut "hisago-cmi", yang berukuran besar disebut "otoshi-cmi" dan yang berukuran besar namun lebih lengkap disebut dengan "masu-ami".


sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar 2008

HAND LINE

Hand Lines


Alat tangkap pancing Hand Lines merupakan alat pancing yang sangat sederhana, terdiri dari pancing, tali pancing dan umpan. Jumlah mata pancingnya satu buah bahkan lebih, bisa menggunakan umpan asli maupun buatan. Namun ukuran pancing dan besarnya tali pancing disesuaikan dengan besarnya ikan yang akan ditangkap, seperti untuk menangkap Ikan Tuna menggunakan tali monofiloment dengan diameter 1,5 - 2,5 mm dengan pancing nomor 5 - 1 dan ditambahkan timah sebagai pemberat.

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008

POLE & LINE

Pole and Line disebut juga "huhate" merupakan alat penangkap ikan yang sangat sederhana dalam hal desainnya. Terdiri dari joran, tali dan mata pancing. Dalam pengoperasiannya alat penangkap ikan jenis ini memerlukan umpan hidup untuk dapat merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan.

Sebelum pemancingan terlebih dahulu dilakukan penyemprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhadap kapal atau para pemancing. Umpan hidup disesuaikan ukuran dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan dan dibawa dalam keadaan hidup, oleh karenanya sistem penangkapan umpan hidup dan desain kapal disesuaikan dengan tempat penyimpanan umpan hidup agar umpan hidup dapat tahan sampai waktu panggunaannya.

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008

DESKRIPSI POLE & LINE

Adapun deskripsi alat tangkap Pole and Line ini adalah sebagai berikut :

1. Joran (galah) terbuat dari bambu (umumnya berwarna kuning) yang cukup tua dan tingkat elastisitas yang baik. Panjang joran berkisar 2 - 2,5 meter dengan diameter bagian pangkal 3 - 4 cm dan bagian unjuk berkisar 1 -1,5 cm.

2. Tali Utarna (main line) terbuat dari bahan sintetis polyethilene dengan panjang sekitar 1,5 - 2 meter disesuaikan dengan panjang jorannya, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah no. 7.
3. Tali Sekunder terbuat dari bahan monopilament berupa tali berwarna putih sebagai pengganti kawa baja (wire leader) dengan panjang, berkisar 20 cm.
4. Mata Dancing (hook) yang tidak berkait batik. Mata pancing yang digunakan bernomor 2,5 - 2,8 . pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk Blinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm serta dilapisi nikel agar tertihat lebih mengkilap.


Sisi luar sunder terdapat cincin untuk mengikat tali sekunder, dibagian mata pancing dilapisi guntingan tali rapia berwarna berbentuk rumbai-rumbai yang berfungsi sebagai umpan tiruan.
Pengoperasian atat tangkap Pole and Line bisa dilakukan dekat rumpon, sementara pemancing sudah bersiap disudut kiri kanan pada haluan kapal (cara mendekati ikan harus dari sisi kiri dan kanan bukan dari arah belakang, lihat gambar 4.17).


Pada saat jarak jangkau, umpan dilemparkan yang kemudian ikan dituntun ke arah haluan kapal. Pelemparan umpan dilakukan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakkan umpan menuju haluan kapal. Jangan lupa juga mesin penyemprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada di dekat kapal. Waktu pemancingan tidak pertu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing, karena saat joran disentuhkan ikan akan jatuh ke atas kapal dan terLepas dengan sendirinya dari mata pancing.

Berdasarkan pengalaman dan keahlian, pemancing dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kelas pemancing. Pemancing kelas I sebagai pemancing berpengalaman ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II di samping kapal dekat dengan haluan sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan maka pada kapal Pole and Line dikenaL adanva "flyinq deck" atau tempat pemancingan.

Jenis-jenis ikan yang merupakan hasil tangkapan utama dari aLat tangkap Pole and Line ini diantaranya ; Ikan Tuna, Wan Cakatang dan Ikan Tongkol.

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat,2008

RAWAI (LONG LINE)

Rawai (Long Line) terdiri dari rangkaian tali utama dan tali pelampung, dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan berdiameter lebih kecil dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan.

Rawai yang dipasang di dasar perairan secara tetap dalam jangka waktu tertentu disebut Rawai Tetap atau Bottom Long Line atau Set Long Line digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal (Gambar 4.18). Ada juga Rawai yang hanyut biasa disebut Dript Long Line digunakan untuk menangkap ikan-ikan pelagis.


Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (PA) atau multifilament (PES seperti terylene, PVA seperti kuralon atau PA seperti nylon). Beberapa perbedaan dari ke dua jenis bahan tersebut dilihat dari segi teknis diantaranya

Bahan multifilament lebih berat dan mahal, mudah dalam perakitannya dan lebih sesuai untuk kapal-kapal kecil;

Bahan multifilament lebih tahan dan mudah ditangani, sehingga dalam jangka panjang harganya relatif lebih rendah; Monofilament lebih kecil, halus dan transparan, sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil tangkapan yang lebih baik.

Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis yang menyerong,, atau tegak lurus pada arus. Waktu pelepasan tergantung jumlah basket yang akan dipasang, diharapkan pada dini hari sehingga settingan selesai pada pagi hari dimana saat ikan sedang giatnya mencari mangsa.
Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat, tidak cepat busuk Berta mempunyai rangka yang kuat tidak mudah lepas pada saat disambar ikan.





Beberapa jenis ikan yang digunakan sebagai umpan diantaranya ;Ikan Bandeng, ikan Saury, Ikan Tawes, ikn Kembung,
-
Ikan Layang dan Cumi-cumi Panjang umpan berkisar antara 15 - 20 cm dengan berat antara 80 - 150 gram.

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat, 2008

COVERING NET

Salah satu jenis alat tangkap dengan cara menutup ikan dari atas ialah Covering Net. Bentuk dari alat tangkap ini hampir sama dengan Cash Net (jala lempar) yang umum digunakan pada daerah-daerah yang dangkal seperti pada tambak udang dan ikan. Namun ada juga yang sudah modern seperti Pukat Sotong yang digunakan untuk menangkap Cumi-cumi yang banyak dikembangkan diperairan Malaysia.

sumber : dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008

PANCING TONDA

Pancing Tonda (Troling Line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik olah perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu. Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya.
Dipasaran terdapat banyak variasi dari Pancing Tonda, terutama untuk pada penggemar sport fishing. Biasanya untuk keperluan komersial hanya bagian desainnya saja yang banyak variasinya. Desain umum dan beberapa variasi dari Pancing Tonda ini dapat dilihat pada gambar.

Pengoperasian Pancing Tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan yang akan ditangkap. Biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2 - 6 knot tergantung dari jenisnya (Tabel).



sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008

JALA LEMPAR

Jala lempar merupakan alat tangkap yang sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatan. Bahannya terbuat dari nilon multifilamen atau dari monofilamen, diameternya berkisar 3 - 5 m. Bagian kaki jaring diberikan pemberat terbuat dari timah.


Jala lempar dioperasikan menggunakan tenaga manusia, cara melemparnya menggunakan teknik-teknik tertentu (Gambar 4.23). Alat ini banyak dioperasikan di perairan seperti ; sungai, waduk dan danau serta perairan pantai berkedalaman berkisar 0,5 - 10 m. Jenis ikan yang umum ditangkap adalah jenis ikan yang bermigrasi ke daerah pantai seperti ; ikan belanak, julung-julung, udang dan lain-lain.

PUKAT SOTONG

Di Malaysia alat tangkap ini khususnya digunakan untuk menangkap Cumi-cumi dengan menggunakan cahaya sebagai alat bantu dan kapal fiberglass berukuran panjang 15,9 m dan lebar 3,6 m (Shahardin dan Mohd Said, 1989).


Alat ini dilengkapi dengan lampu dan jaring, menggunakan bingkai lampu yang panjangnya 4,6 m dan bingkai jaring 11,6 m berdiameter 10,2 cm. Lampu yang digunakan sebanyak 12 buah berkekuatan 500 watt/buah untuk menjangkau jarak 50 m di sekeliling kapal. Jaringnya terbuat dari nylon berbentuk segi empat. Kaki jaring berukuran 9,84 x 6,77 m, ukuran mata jaring 2,4 cm. Bagian mulut jaring dipasang cincin berdiameter 2,4 cm, jarak tiap cincin 0,76 m ditambahkan pemberat yang terbuat dari timah (Gambar4.21).


Operasi penangkapan dilakukan malam hari saat bulan gelap. Setelah menentukan lokasi (fishing ground) Lampu dinyalakan pada setiap sisi kapal, apabila kumpulan Cumi-cumi terlihat berkumpul disekitar kapal, lampu dipadamkan pada salah satu sisi kapal sehingga kumpulan Cumi-cumi akan terkonsentrasi di sisi kapal yang lebih terang dimana telah dipasang jaring (Gambar 4.22).
sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008

SEINE NET

Bentuk Pukat Kantong terdiri dari bagian kanton (cod-end) berbentuk empat persegipanjang, bagian badan bentuknya seperti trapesium memanjang. Pada bagian-bagian tersebut ditautkan tali penguat yang dihubungkan dengan tali ris atas (head rope) dan tali ris bawah (foot rope), dilengkapi dengan pelampung (float) dan pemberat (singker).
Tempat operasi penangkapannya dapat dikelompokkan menjadi Pukat Pantai (beach seine) yang dioperasikan di tepi pantai dan PukatTengah dengan pengoperasiannya agak jauh dari pantai.

sumber : Dinas Perikanan propinsi Jabar, 2008

Rabu, 24 November 2010

klasifikasi teknik penangkapan ikan

Banyak alat tangkap yang digunakan untuk penangkap ikan di laut mulai dari yang sederhana sampai yang rumit pengoperasianya. Kemiripan bentuk juga kadang mempersulit kita untuk membedakan alat tersebut, namun jika kita lihat dari teknik penangkapannya maka dengan mudah kita menggunakannya.


Beberapa ahli telah membagi teknik penangkapan dengan melihat beberapa prinsip yang dipakai. Ada yang melihatnya dari titik pandang, tujuan dan kondisi perairan namun ada pula yang melihatnya dari keaktifan alatnya.

SELENGKAPNYA>>>>